The Power of Nyinyir
Bismilah..
Huft..
bakal emosi gak ya, bakal emosi gak ya? hahaha. Soale, aku mau ungkapin sesuatu
yang dah lama tertanam dan membuat jejak ‘kekecewaan’ dalam diri. Temen-temen,
what do you think when somebody comparing yourself with other people? Pasti gak
enak lah ya, apalagi sesuatu yang emang bikin kita itu jadi… ‘gedebuk!’, jatuh dan
down gitu aja. Ah ya terutama lagi ketika ‘BAWA-BAWA FISIK’! serius, ini
tuh realita dari definisi sakit tapi gak berdarah hehe:)).
Ada
beberapa komentar yang masih aku inget sampe detik ini kayak, ‘Ih
Qin, kamu mah liburan teh bukannya makin mulus malah makin banyak aja
jerawatnya’, ‘Oh ini saudara kamu Qin, cantik ya, kok beda sama kamu’, ‘Bibi
kamu mah cantik, kenapa kamu mah enggak?’, ‘Bibina, Ibuna, Kakakna mah gareulis
beda jeung si eta’, ‘Gemukan ya sekarang’, ‘Dulu mah langsing ya’. Huft..
well, buat yang komen muka aku jerawatan, kamu gak tau aja selama liburan aku explore
pake masker ini-itu sampe akhirnya
malah bikin jerawat banyak tumbuh. Tapi, makasih lho yaa, berkat terlalu
mikiran penilaian kamu aku jadi addict banget dulu pake masker tiap
hari. Bela-belain muka perih karena asemnya si jeruk nipis 😊. Oke,
dan buat kalian-kalian yang punya standarisasi sendiri mengenai ‘cantik’ di
mata kalian seperti apa, please, kalau mau muji orang muji aja gak usah ada
embel-embel ‘perbandingan’. Kalian bukan mau beli barang di pasar kok, perlu
ada perbandingan mana yang mahal dan mana yang lebih murah! Ngomong-ngomong,
serius sumpah ini mah gak bohong, dibandingin itu gak enak tau, apalagi sama
orang yang deket sama gua. Sering mikir gini biar gak pusing, ‘iya gua emang
gak cantik, udah titik.’ Terakhir, iya ya jadi setiap orang kudu langsing
hehehe.
I just
wanna say, please think before you speak! Kamu-kamu gak tau dampak apa yang
bakal terjadi sama orang yang kamu ‘komenin’. Banyak dari mereka-mereka korban
‘body shamming’, jadi kena ragam gangguan. Aku inget, pernah baca novel yang temen
pas esempe, si tokoh utamanya tuh ngidap anoreksia. Kamu tau anoreksia? Ini
semacam penyakit mental dimana si orang ini tuh ngerasa diri gemuk terus walau
tubuh udah ‘sangat-sangat’ kurus sekalipun. Mereka batasin makan mereka, bahkan
sengaja emang makan dengan porsi yang gak wajar. Ada yang gak kalah parah,
namanya Bulmia, ini karakteristiknya, dia makan banyak tapi udah gitu ngerasa
nyesel dan si makanan yang udah di perut itu gimana caranya harus dikeluarin
lagi! Dia paksa biar muntahin itu semua. hmm.. mereka bisa gitu, karena apa?
Karena penilaian orang!
Kalau
dari materi kuliah sosiologi komunikasi kemarin mah, standarisasi sesuatu
(salah satunya kecantikan), emang media itu punya peranan penting banget.
Menurut teori Jean Baudrillard nih ya, hyper-reality (realitas semu) dan simulacra (citra
yang ditampilkan) dalam iklan emang sengaja dikontruksi untuk menggiring opini
masyarakat. Liat artis-artis di layar kaca, cantik, putih, langsing, mulus dan
kawan-kawannya, masyarakat jadi kebentuk pola pikir gini : ‘Ya yang cantik itu
yang seperti tergambar di tipi-tipi, pokoknya!’ hehe.
Kamu
juga perlu tau nih tentang body image. Dari sebuah video ceuceu Gita Savitri,
yang pernah ku tonton, jadi body image itu singkatnya pandangan atau persepsi
seseorang tentang diri mereka sendiri terutama yang berhubungan dengan fisik.
Bisa dalam bentuk positif yakni ngerasa nerima dengan keadaan fisiknya secara
apa adanya dan percaya diri walau fisik dirinya tidak sesuai dengan standar
kecantikan yang ada di masyarakat. Nah, kalau body image yang negatif itu
tuh ya sebaliknya. Mereka terlalu mikirin bentuk diri mereka dari sisi negatif.
Dampak ekstrimnya ya bisa yang kayak aku disebutin tadi, anoreksia atau bulmia!
“Aku
ngerawat diri, bukan buat buat orang lain kok, tapi buat diri aku sendiri’. Ya,
aku gak nyalahin hal itu kok, bagus adanya kalau berpikiran kek gitu. Tapi, ini
tulisan sebenernya aku buat untuk ‘menampar’ atau ‘mencambuk’ mereka-mereka
yang hobinya ‘body shamming’ ke orang lain. Entah itu bener adanya atau
hanya sekedar jokes. Aku cuman mau ngingetin dan negasin kembali,
‘ayolah, pikirin dampak yang bakal terjadi dari apa yang bakal kalian utarain.
Apalagi udah bawa-bawa fisik’. Bisa liat kan, sekelumit bahaya yang bisa terjadi
ketika ‘nyinyiran’ itu jatuh pada tempat yang salah. Di zaman Rasulullah juga
pernah terjadi lho. Pernah suatu waktu Aisyah ‘mengomentari’ Shafiyyah melalui
isyarat doang padahal, tapi Rasulullah larang hal itu. Lengkapnya seperti ini, Dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha beliau berkata, “Aku pernah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Cukup bagimu dari Shafiyah “INI dan ITU”. Sebagian rawi berkata, ”Aisyah
mengatakan Shafiyah pendek”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
”Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat, yang seandainya kalimat
tersebut dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya (karena sangat kotor
dan bau sehingga bisa merubah air laut)”.[1]
Terus
satu tips dari aku untuk halau nyinyiran orang sih cuman satu, tanemin prinsip
: ‘Cukup kendaliin apa-apa yang bisa kita kendaliin, abaikan sesuatu yang
ada di luar kendali kita’ dan omongan orang lain termasuk sesuatu yang ada
di luar kendali kita lho. it’s out of our control, mereka bukan robot yang bisa
kita setting untuk ngomong sesuai dengan apa yang kita harapkan heheJ
simple, tapi prakteknya emang sulit. Ya, sama-sama belajar aja. Aku juga
mungkin pernah baik secara sengaja, gak sengaja, serius, atau hanya jokes ngelakuin
body shaming ama orang, semoga mereka maafkan. Aku bisa rasain kok, gak
enaknya gimana. Yaudah, kalau ada yang bicarain fisik kita, inget ini aja deh :
“Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
(QS. At-Tin : 4). So, kalau ada yang rendahin fisik kita, berarti pada
hakikatnya dia rendahin siapa? Kamu pasti bisa jawab sendiri😊.
Yap,
akhirnya sampai dipenghujung juga. Tenang-tenang, aku gak ngamuk-ngamuk kok
waktu buat artikel ini, cuman sedikit berkaca-kaca aja tuh pas ngetik bagian
nyinyiran orang sama aku tempo dulu :D. Tapi, setelah beres aku ngerasa plong
banget, Alhamdulillah. Selain ungkapin sesuatu yang udah lama terpendam aku
juga share ini sama kalian, karena ini tuh penting banget buat dipahami setiap
manusia-manusia yang ada di muka bumi ini. Hehe. Dah lah ya, cukup sekian dari
aku, maaf kalau ada yang gak berkenan dan jangan lupa aku selalu nerima kritik,
saran, pun hujatan asal tetep berakhlak hehe.
Salam semangat!
Jazakumullah
khoiron Katsiron..
(Cimanggung, 8
September 2020 / 20 Muharram 1442H).
Sumber :
Gita Savitri Devi, Kita vs Body Image. ( https://www.youtube.com/watch?v=dot9vWCFGaM&t=231s
).
http://hijabalila.com/stop-body-shaming/
Materi
Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi - Dosen
Pengampu : Asep Muhammad Iqbal, P.hD.
Komentar
Posting Komentar